Preggo in The Country of Tango

Karena kebetulan saya & pacar abadi saya (aka suami) sedang ada urusan di Seville Spanyol, kami berdua memutuskan untuk sedikit mengeksplorasi negara tempat Maria Mercedes berasal… *aiihhh..apa kabar yak telenovela?!?! :P*. Hamil bukan masalah bagi saya untuk travelling. As long as dokter mengijinkan, pan tidak masalah bukannya?!?!? hehe.. 😛

Pegel linu di perjalanan mulai terasa ketika transit selama 5 jam di airport Barcelona. 5 jam terasa lama banget euy…belum lagi ga ada hot spot gratis di airport *hidup gratisan!!!*. Menunggu menjadi semakin seru ketika lunch time. Saya yang demen banget tanya, dibentak-bentak waitress tempat kami lunch cuma karena saya mengulangi pertanyaan `what’s the difference between this chicken & that chicken??` kata saya sambil nunjuk 2 jenis ayam yang berbeda. Waitress itu menjawan dengan jawaban yang sama `This is chicken…& this is chicken`. Doohhh….jaka sembung makan lodeh…ga nyambung plis deeeeeehhhhhh……

Sampai di hotel tempat kami menginap di Seville kami langsung tepar. Rencana awal kami ingin jalan2 di Seville batal karena energi sudah terkuras untuk menunggu di airport & untuk melatih kesabaran dengan si mbak2 waitress itu. Walopun sempet terhibur juga dengan bapak sopir taxi airport yang dengan ramahnya cerita ngalor ngidul sambil senyam senyum & ketawa ketiwi sendiri. Iyalah dia ketawa ketiwi sendiri…orang ceritanya nyerocos pake Spanish gituuuu…. 😛 Mana kami ngerti bo!!!

Besok paginya, jam 7.30 pagi kami sudah nongkrong di terminal bis untuk ke Granada. Mulailah urat Amazing Race kami diuji. Sopir bis ngomong nerocos kesana kemari dengan bahasa tubuh yng tidak memperbolehkan kami untuk naik bis setelah melihat kertas print out confimation number untuk tiket bis yang kami beli lewat internet. Laahhh?!?!? Unttuunnngggggg…ada mba2 baik hati yang bisa bahasa Inggris yang mau jadi penerjemah & dia nemenin pacar saya lari-lari kesana kemari buat ngurus tiket bis *Semoga deket jodoh & lancar rejeki y mbaaa…aammmiinnn*.

Sampai di Granada, guide kami yang sedang sekolah untuk menjadi doktor;  Mba Jenni; sudah menunggu di terminal. Waaaaaa…snangnya ada Mba Jenni. Perjalanan jadi terasa lebih mudah…secara dia bisa Spanish getoloooo….

Di Granada kami sengaja menyempatkan mampir di Al Hambra. Subhanallaaahhh…..satu lagi bukti nyata kebesaran kuasa Allah SWT yang juga tercantum di Al Qur’an di Surat At Takasur. Memang benar…jika hidup kita bermegah-megahan, maka kita akan terlena oleh kenikmatan sesaat. Hal ini dibuktikan dengan sungguh sangat megah sekali istana Al Hambra. Ga heran kalau istana ini masuk menjadi kandidat 7 keajaibn dunia. Semua ruangan diukir dengan tulisan Arab & bertahtakan batu2 mahal.

Sayangnya kami hanya bisa meng-eksplorasi Granada dalam 1 hari, karena besok paginya kami ada acara. Kembali sampai di Sevilla kami langsung tepar…capek berat bo!!!! Lumyan lah…apalagi di jalan sempat dapet hiburan 2 geng bachelor yang sedang beraksi…hehe…

Di Sevilla kami mengunjungi beberapa tempat dengan berjalan kaki. Prinsip kami dalam travelling adalah ‘no tight schedule’. Yang artinya, jalan2 ya dinikmati…ga ada istilah dalam 1 hari harus ada target mengunjungi banyak tempat.

Kami juga menyempatkan untuk menonton pertunjukan matador. Dan ternyata saudara pemirsa..pertunjukan matador itu sangat kejam!!! Tadinya saya kira pertunjukan ini dilakukan oleh 1 matador yang mengibarkan selembar kain warna merah agar diseruduk *duuhhh….maap yak…saya ga tau EYDnya kata diseruduk* oleh 1 banteng. kalau bantengnya ga mau nyeruduk ya sudah. As simple as that. Pada kenyataannya, ternyata tidak segampang itu. Pertunjukkan matador diawali dengan punggawa2 matador dan non matador. Pertunjukkan dimulai dengan 4 matador memancing matador dengan mengibarkan selembar kin berwarna pink. Selang beberapa waktu kemudian, masing2 matador tsb menerima 2-3 tombak kecil dari anggota non matador. Tombak2 kecil ini ditusukkan di badan banteng oleh sang matador ketika sang banteng memperhatikan kain pink dari matador lain (kan matadornya ada 4). Kasian deh tu banteng…sampai darahnya moncrot2… -_-”. Setelah dia kelihatan kesakitan, keluarlah matador utama menggantikan 4 matador dengan membawa kain merah. Matador ini adalah matador utama pertunjukkan.  beberapa menit setelah matador utama ini memperlihatkan kemampuannya, keluarlah punggawa non matador lagi. Punggawa ini naik kuda yg matanya ditutupin (mungkin biar si kuda ga lari terbirit2-birit kali ya setelh dia melaksanakan tugasnya). Sang punggwa ini bertugas untuk menancapkan tombak besar ke tubuh banteng sampai darahnya moncrot2 kembali… -_-”. Setelah itu, matador utama kembali beraksi. Karena kesakitan, tentu saja sang banteng emosi ketik melihat kain merah yg dikibarkan matador. Kemudian….JUSS!!! JUS!!! JUUSSSS!!! kembali si matador menusuk sang banteng dengan pedang besar sampai darah berceceran. Ambruk deh sang banteng. Saat inilah para penonton memberikan standing applaus. Makin mirislah saya.. -_-” Tunggu dulu…kekejaman belum berakhir. Kemudian segerombolan non punggawa keluar, mengikat bangkai banteng yg barus saja mati ke kereta kuda…dan bangkai banteng tsb diseret mengelilingi lapangan. Makin riuhlah tepuk tangan penonton. Duuhhhhhhh……..makin mirislah saya… -_-” Karena tidak tahan, setelah 2 pertunjukkan selesai, kami keluar arena…memilih tidak menonton 4 pertunjukkan sisanya.

in Spain

About tisyonk

A late-aged girl who just realized that destiny has made her to be a woman ^_^
This entry was posted in Travelling. Bookmark the permalink.

1 Response to Preggo in The Country of Tango

  1. utien sri partiningsih says:

    selamat jalan2 keliling Eropa…… semoga selalu sehat wal afiat….

Leave a reply to utien sri partiningsih Cancel reply